Cara Memilih Niche Blog Spesifik & Campuran

Niche adalah topik tertentu yang ingin kamu bahas/tulis di blogmu. Jenis niche ada dua yaitu niche spesifik dan niche campuran.

Niche spesifik sendiri terbagi menjadi dua yaitu niche spesifik yang hanya membahas satu tema, dan niche spesifik yang membahas beberapa niche lebih kecil yang masih saling berhubungan.

Sebuah blog bisa fokus pada satu niche spesifik saja misalnya hanya membahas SEO, hanya membahas wisata air terjun, hanya membahas silat, atau hanya membahas kucing.

Blog juga bisa fokus pada sebuah niche spesifik yang lebih besar cakupannya yang di dalamnya berisi beberapa niche lebih kecil yang masih saling berhubungan.

Misalnya sebuah blog hewan peliharaan membahas kucing, ikan, kelinci, kura-kura, dan iguana. Sebuah blog digital marketing membahas SEO, SEM, blogging, media sosial, content marketing, dan email marketing. Sebuah blog wisata alam membahas wisata air terjun, pegunungan, pantai, laut, sungai, danau, dan hutan.

Ada juga blog yang membahas beberapa niche campuran. Misalnya membahas parenting, kuliner, desain interior, blogging, dan wisata.

Memilih niche sangat penting dilakukan sebelum mulai ngeblog, bahkan bagi saya adalah sebuah keharusan. Agar blog lebih terarah dan terencana sehingga lebih mudah dimonetasi dan dioptimasi SEOnya.

Cara Memilih Niche Spesifik

Untuk memilih niche spesifik, baik niche yang kecil maupun yang lebih besar cakupannya, saya menggunakan empat paramater. Yaitu passion atau hal yang disukai, skill atau pengetahuan, potensi trafik organik, dan potensi penghasilan.

Sebagai contoh saya akan menceritakan bagaimana saya memilih niche untuk blog saya yang bertema kucing Fanicat.com.

Passion Atau Hal Yang Disukai

Passion berbeda dengan hal yang kamu sukai atau hobi. Passion adalah sesuatu yang kamu cintai, lakukan terus-menerus, dan kamu terus berusaha menambah pengetahuan dan kemampuan akan sesuatu tersebut. Kamu menikmati melakukannya, sukanya dan dukanya. Tidak merasa sayang untuk menginvetasikan apa yang kamu miliki untuk sesuatu tersebut seperti waktu, tenaga, pikiran, dan uang.

Passion bisa dimiliki oleh siapa saja, tidak harus berupa hal yang luar biasa. Passion bukan hanya milik seniman besar yang mempunyai karya luar biasa. Orang biasa dan bahkan yang berpendidikan formal rendah sekalipun bisa memilikinya.

Setiap orang memiliki kesukaan, kebiasaan, pengalaman, pengetahuan, dan kemampuan yang unik. Semua itu adalah bahan untuk ‘menciptakan’ passion. Maka saya percaya dalam diri setiap orang ada hal-hal berharga yang jika dikenali akan bisa menjadi passion.

Berdasarkan pengalaman saya sendiri passion bisa ditemukan jika kamu mau bereksplorasi. Membuka diri akan membuatmu menyadari bahwa ternyata ada banyak hal yang menarik di luar sana yang tersedia untukmu. Dari situ nanti kamu bisa jatuh cinta dengan sesuatu, lalu setia menekuninya dan mengasah dirimu akan sesuatu itu.

Passion juga bisa dicari dalam hatimu. Renungkan apa yang kamu cintai dan kamu ingin membagikannya pada dunia? Passion juga bisa diamati dari tema apa yang jika kamu bicarakan kamu begitu antusias.

Passion setiap orang adalah unik, tidak ada passion yang terlalu kecil atau terlalu remeh. Ada yang passion-nya arsitektur, matematika, fisika, melukis, puisi, menyulam, memasak dan banyak lagi dan semua sama berharganya.

Jika kamu mempunyai passion yang bisa kamu jadikan niche itu bagus. Tapi tidak harus. Kamu juga bisa menggunakan hobi atau hal-hal yang kamu sukai sebagai niche.

Saya menyarankan memakai passion, hobi, atau hal yang disukai sebagai niche spesifik agar kamu tidak bosan menuliskannya dalam jangka panjang. Agar kamu bisa menulis tema yang sama dengan senang hati dan bersemangat untuk waktu yang lama.

Salah satu passion saya adalah kucing. Saya memelihara kucing pada tahun 2018, hasil adopsi diberi oleh tetangga. Segera saya sangat menyukai kucing itu yang saya beri nama Fani.

Didorong keinginan agar bisa memelihara Fani dengan baik saya pun mempelajari tentang bagaimana cara merawat kucing. Ternyata saya jadi suka seluk beluk tentang kucing. Lama kelamaan rasa suka itu meningkat dan menjadi passion.

Suatu saat terbersit keinginan untuk membuat blog tentang kucing. Saya akan betah dan senang menulis tentang kucing dalam jangka panjang karena temanya adalah passion saya. Sekalian untuk berbagi dan mencatat apa saja yang telah saya pelajari.

Tapi passion saja tidak cukup untuk membuat saya berani ngeblog tentang kucing.

Skill Atau Pengetahuan

Karena belum lama memelihara kucing saya belum punya cukup pengalaman tentang merawat kucing. Alias belum mempunyai skill dan pengetahuan yang memadai dalam memelihara kucing. Jadi saya tunda dulu membuat blognya.

Skill atau pengetahuan dan pengalaman tentang niche yang dipilih penting agar apa yang kamu tulis lebih berkualitas dan bermanfaat. Tapi kamu tidak perlu menjadi pakar atau ahli, lebih tahu dari sebagian orang saja sudah cukup.

Ingat, di luar sana banyak newbie yang butuh informasi. Dan skill serta pengetahuanmu seiring waktu akan semakin terasah dan mendalam.

Setelah sekitar setahun memelihara kucing akhirnya saya merasa sudah mempunyai skill dan pengetahuan dasar sebagai pemilik kucing, dan siap untuk ngeblog tentang kucing. Saya juga mencari tahu dan ternyata ada banyak bahan tulisan untuk tema kucing seperti buku, ebook, majalah, video/webinar, komunitas, dan blog-blog kucing berkualitas dari dalam dan luar negeri.

Skill atau pengetahuan didukung dengan materi tulisan yang banyak adalah bekal yang baik untuk menghasilkan tulisan berkualitas di blog.

Potensi Trafik Organik

Namun sebelumnya saya ingin meyakinkan dulu apakah tema kucing bakal banyak pembacanya. Karena salah satu tujuan saya membuat Fanicat.com adalah untuk mendapatkan penghasilan.

Untuk dapat menghasilkan sebuah blog harus mempunyai trafik (pengunjung). Segala bentuk monetasi entah itu adsense, affiliate marketing, jualan produk, jualan jasa, sponsored post, dan lain-lain membutuhkan trafik. Tanpa pengunjung kita tidak bisa ‘menjual’ apa-apa.

Potensi trafik organik bisa dicek dengan riset keyword. Dan riset singkat saja sudah cukup. Riset keyword terkait memilih niche ini tujuannya bukan untuk mendapatkan keyowrd untuk menulis artikel, tapi sekedar untuk mengetahui apakah niche yang dipilih mempunyai banyak keyword dengan potensi trafik yang bagus.

Saya akan memberi contoh mengecek potensi trafik organik niche kucing menggunakan tool SE Ranking.

Pertama daftar dulu trial 14 hari di https://seranking.com/sign-up.html. Setelah daftar dan memverifikasi email, tool siap untuk digunakan.

Login ke SE Ranking lalu klik menu Keyword Research.

Pilih search engine Google dan bahasa Indonesia. Masukkan keyword kucing atau keyword lain yang ingin kamu riset, lalu klik Analyze.

se ranking

Akan tampil overview dari keyword kucing seperti difficulty/tingkat kesulitan dan search volume.

keyword overview

Scroll ke bawah sampai menemukan Similar Keywords, lalu klik View Detailed Report.

ide keyword

Karena akun trial maka keywords yang ditampilkan hanya sebagian kecil saja. Tapi sudah bisa dilihat SE Ranking memberi data similar keywords terkait keyword kucing sejumlah 20 ribuan.

Similar keywords yang ditampilkan juga memperlihatkan search volume yang besar-besar. Tema keyword beragam ada jenis kucing, makanan kucing, bagian tubuh kucing, dan pasir kucing.

data similar keywords

Berdasarkan data tersebut niche kucing menurut saya punya potensi trafik organik yang bagus.

SE Ranking hanyalah satu di antara sekian banyak tool riset keywords. Kalian bisa menggunakan tool lainnya.

Bagaimanapun tool gratis atau versi trial ada kekurangannya, yaitu data yang diberikan dibatasi. Dan riset yang dilakukan hanya sekedar sekilas-sekilas.

Cara lain untuk melihat potensi trafik adalah dengan mengecek blog kompetitor.

Pada SE Ranking klik menu Competitive Research.

Kemudian pilih Domain, masukkan url blog kompetitor, pilih search engine Google dan bahasa Indonesia, lalu klik Analyze. Saya menggunakan blog saya Fanicat.com sebagai contoh.

cek keyword kompetitor

Data dari blog kompetitor akan ditampilkan. Scroll ke bawah sampai ke bagian Organic Keywords lalu klik View Detailed Report.

keyword kompetitor

Scroll sampai ke bagian Keyword. Disitu terlihat Fanicat.com terindeks dengan beberapa keywords yang mempunyai search volume lumayan. Bisa disimpulkan niche kucing trafiknya menjanjikan.

keyword kucing

Potensi Monetasi

Kebanyakan blog biasanya dimonetasi dengan ads (Adsense, Adsterra, dll), affiliate marketing, dan sponsored post.

Jika potensi trafik sebuah blog tinggi berarti bisa dimonetasi dengan ads, karena ads membutuhkan banyak trafik agar bisa menghasilkan pemasukan yang lumayan. Apalagi untuk blog berbahasa Indonesia.

Dan niche kucing potensi trafiknya bagus, maka bisa dimonetasi dengan ads.

Kemudian saya cek apakah niche kucing bisa dimonetasi dengan affiliate marketing. Caranya mudah, cek saja di marketplace seperti Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dll apakah produk terkait kucing banyak dijual di sana. Ternyata banyak sekali.

Lalu apakah niche kucing bisa dimonetasi dengan sponsored post? Umumnya jika potensi trafik bagus dan ada produk/jasa yang dijual maka peluang blog untuk mendapatkan job sponsored post ada.

Saya mencari tahu di Google website perusahaan-perusahaan yang berkecimpung di industri terkait kucing. Produsen makanan kucing, pasir kucing, mainan kucing, kandang kucing, vitamin, klinik hewan, dan aksesoris kucing. Ternyata lumayan banyak dan artinya potensi sponsored post cukup bagus.

Selain di Google juga bisa dicari di medsos seperti Facebook dan Instagram, juga di Linkedin. Adanya website dan medsos memudahkan nanti untuk mengontak mereka (brand). Karena saya tidak hanya akan menunggu dapat sponsored post tapi juga akan menawarkan blog saya pada brand.

Kalau misalnya niche kucing mau dimonetasi dengan cara lain saya pikir juga bisa karena potensi trafiknya bagus. Saya bisa menjual jasa grooming kucing. Atau menjual buku tentang kucing, atau makanan kucing jika saya bisa mendapatkan supplier/distributor yang tepat.

Kesimpulan

Niche kucing ternyata pilihan yang bagus. Karena saya menyukai kucing (passion/kesukaan), berpengalaman merawat kucing (skill/pengetahuan) dan bahan tulisannya banyak, potensi trafiknya bagus, pontensi monetasinya juga bagus. Maka waktu itu bulan November 2019 saya memutuskan membeli domain Fanicat.com.

Mungkin ada yang bertanya bagaimana dengan niche spesifik yang cakupannya lebih besar? Misalnya fashion.

Caranya sama saja. Katakanlah kamu ingin membuat blog fashion dengan sub niche yang membahas tas, jilbab, sepatu, jam tangan, dan perhiasan.

Kalau kamu sudah mempunyai passion/kesukaan dan skill/pengetahuan tentang fashion, cek ketersediaan bahan tulisannya untuk memudahkanmu produktif memproduksi artikel di kemudian hari. Lalu cek potensi trafik dan monetasi masing-masing sub niche.

Kemungkinan salah memilih niche ada bahkan bagi blogger yang sudah berpengalaman. Saya sendiri pernah beberapa kali salah memilih niche dan mengorbankan beberapa domain/blog, saya hapus atau saya berikan ke orang. Rata-rata karena ternyata niche yang saya pilih terlalu membosankan bagi saya.

Jadi, memilih niche spesifik berdasarkan passion/kesukaan, skill/pengetahuan, potensi trafik dan potensi monetasi adalah untuk meminimalkan kesalahan tersebut.

Cara Memilih Niche Campuran

Blog dengan niche campuran biasanya di kalangan blogger disebut juga dengan blog bertema gado-gado. Lebih bagus mana blog niche spesifik atau niche campuran? Menurut saya keduanya bagus.

Untuk memilih niche campuran parameter yang digunakan sama dengan niche spesifik yaitu passion/hal yang disukai, skill/pengetahuan, potensi trafik, dan potensi monetasi. Setiap sub niche diriset apakah memenuhi keempat parameter tersebut.

Lalu topik apa saja yang sebaiknya dibahas pada blog niche campuran? Galilah dari dirimu sendiri.

Saya menyarankan untuk memilih topik-topik berdasarkan expertise atau keahlianmu pada bidang-bidang tertentu. Tidak harus sampai level pakar tapi punya pengetahuan di atas rata-rata orang banyak pun sudah cukup.

Expertise ini bisa berasal dari profesimu, pekerjaan yang kamu tekuni, hobi yang kamu jalani sekian lama, atau dari pengalaman lain. Tulis apa saja keahlianmu yang didapat dari pekerjaan, hobi, dll.

Misalnya saya punya blog Pambarep yang awalnya sebuah website untuk display jasa SEO saya. Kemudian saya ingin mengembangkannya jadi sebuah blog yang tidak hanya membahas SEO, tapi membahas beberapa sub niche.

Saya sekitar tahun pernah bekerja sebagai IT support, punya sambilan freelance WordPress web design, lalu freelance SEO, freelance menulis di media, dan punya beberapa hobi serta pengalaman kerja lain.

Maka saya list apa saja pengetahuan saya yang sekiranya bisa jadi sub niche blog:

  • SEO
  • WordPress
  • Digital marketing
  • Blogging
  • Kuliner
  • Menulis
  • Buku
  • Beladiri
  • Kesehatan tradisional
  • Software
  • Freelancing
  • Web design
  • Fauna
  • Jurnalistik
  • Dll.

Namun tentu saya tidak bisa memasukkan semua hal di atas ke dalam satu blog. Karena itu saya pilih beberapa sub niche yang paling menyenangkan hati saya saat membahasnya. Yaitu blogging, buku & penulisan, digital marketing, SEO, software, WordPress.

Kemudian masing-masing topik saya riset potensi trafik dan potensi monetasinya.

Kalau blogmu niche campuran, perlu disadari bahwa ke depan topik yang kamu bahas kemungkinan akan bertambah seiring bertambahnya kesukaan dan pengetahuanmu.

Atau bisa juga berkurang sehingga kamu berhenti membahas salah satu topik atau bahkan menghapus artikel-artikelnya dari blogmu. Sebabnya bermacam-macam. Mungkin kamu bosan, mungkin kamu jadi tidak suka dengan topik itu, mungkin ternyata monetasi topik itu jelek.

Jadi blog niche campuran kelebihannya memungkinkan kita untuk bermanuver dengan lebih fleksibel. Juga memungkinkan kita mengetes beberapa sub niche sebelum memutuskan kita akan fokus ke sub niche apa saja.

Tips Memilih Niche

Untuk blogger pemula saya menyarankan untuk memilih niche campuran. Karena untuk menghindari kemungkinan salah memilih niche entah karena ternyata membosankan, trafiknya sulit, kompetisinya tinggi, atau hal lainnya.

Niche spesifik lebih cocok untuk blogger yang sudah berpengalaman atau mereka yang berani mengambil resiko.

Menurut saya, dari segi monetasi tidak ada niche yang sempurna. Dari waktu ke waktu perubahan akan ada dan apa yang dulu laris di kemudian hari bisa menurun, dan sebaliknya.

Contoh niche travel, di salah satu grup travel blogger yang saya ikuti ketika awal pandemi COVID-19 melanda banyak blog travel yang terkena imbasnya. Trafik tiba-tiba berkurang drastis karena tiba-tiba orang dibatasi bahkan dilarang sementara (lockdown) untuk bepergian.

Hotel, penginapan, jasa transportasi dan restoran di daerah wisata tiba-tiba sepi pelanggan. Sangat berpengaruh pada earning travel blogger yang selama ini mengandalkan penghasilan dari ads dan affiliate marketing terkait.

Saya tidak tahu datanya, tapi di sisi lain karena pandemi saya berasumsi blog-blog kesehatan trafiknya naik drastis. Karena orang tiba-tiba dipaksa untuk peduli dengan kesehatannya dan banyak yang lari ke Google untuk mencari informasi.

Salah memilih niche bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada blogger yang berpengalaman. Saat memilih niche ada baiknya persiapkan untuk bisa bermanuver (pindah niche) jika ternyata niche yang dipilih mengecewakan. Yaitu dengan memilih nama domain yang fleksibel.

Salah satu blog saya menggunakan nama yang tidak fleksibel, Fanicat.com. Blog tersebut membahas kucing dan saya akan kesulitan jika tiba-tiba ingin membahas hal baru atau mengganti niche dengan tema otomotif, fashion, gadget, atau parenting. Mau tidak mau saya harus beli nama domain baru.

Kecuali siap berkorban uang atau yakin sekali, jangan memilih nama domain yang tidak fleksibel. Seperti Gadgetpedia.id, Ayahpedia.net, Duniahamster.com, Kitchentonirvana.net atau Dapurvegan.id. (Domain-domain tersebut saat saya menulis ini belum teregistrasi)

Contoh nama domain yang fleksibel di antaranya:

  • Memakai namamu. Kamu akan bisa membahas apapun yang kamu suka, cocok untuk blog niche campuran. Ini sepertinya yang paling aman.
  • Untuk niche spesifik, bisa memakai niche yang lebih luas jangkauannya untuk nama domain. Misal saya mau ngeblog tentang kucing saya beli domain Colormepet.com, meski tidak sangat fleksibel setidaknya suatu saat nanti bisa membahas hewan peliharaan lain seperti burung, kelinci, hamster dan ikan.

Untuk membeli domain kamu bisa membeli di penyedia domain dan hosting berikut ini:

  • Niagahoster
  • Bahureksa
  • Jagoanhosting
  • Exabytes
  • Domainesia
  • Idwebhost
  • Dewaweb

Atau di penyedia lainnya yang kamu suka.

Artikel ini bersumber dari ebook saya Blog to Profit yang bisa didapatkan gratis disini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *