Menulis Dengan ChatGPT: Membantu Atau Merusak Blog?

Tergantung. Menulis artikel menggunakan ChatGPT kurang begitu berkontribusi positif, bahkan bisa berkontribusi negatif, pada blogmu. Jika kamu hanya mengejar kuantitas tulisan.

Kamu bisa saja menulis 10-50 artikel per hari dengan prompt sederhana seperti: Tuliskan artikel 500 kata bahasa Indonesia tentang [tema tulisan]. Bahkan satu prompot juga bisa diatur agar bisa menghasilkan 10 artikel sekaligus. Tapi tentu saja hasilnya jelek.

Sebaliknya jika digunakan dengan baik ChatGPT bisa menghasilkan artikel berkualitas untuk blogmu.

Saya sendiri dulu tidak suka menulis dengan bantuan ChatGPT karena hasilnya jelek terus. Tapi ternyata itu bergantung pada mindset dan prompt yang digunakan.

Berikut beberapa tips yang sebaiknya kamu terapkan ketika menulis artikel menggunakan ChatGPT:

Perlakukan Sebagai Alat Bantu

Bagi saya ChatGPT adalah alat untuk membantu menulis artikel dengan lebih cepat. Saya menggunakannya untuk riset bahan tulisan, membuat kerangka tulisan, menulis draft artikel, dan untuk keperluan lainnya terkait dengan menulis artikel blog.

Jangan pasrahkan proses menulis 100% pada ChatGPT. Karena kamu biasanya akan mendapatkan hasil tulisan yang jelek. Yaitu faktanya banyak yang salah, gaya tulisannya kaku tidak enak dibaca dan berbeda jauh dengan gaya penulisanmu, isinya tidak membantu pembaca malah justru bisa menyesatkan.

ChatGPT memang telah dan terus dilatih dengan banyak sekali informasi di internet. Tapi tidak semua informasi tersebut berkualitas, kan? Makanya kalau disuruh menulis begitu saja artikel yang dihasilkan ChatGPT bisa tidak akurat.

Saya pernah membaca artikel di beberapa blog yang jelas sekali dibuat oleh AI, mungkin ChatGPT. Tulisannya panjang seolah bahasannya mendalam. Kebetulan saya cukup familiar dengan tema yang dibahas di artikelnya.

Ada artikel yang isinya ngawur banyak yang salahnya. Ada juga yang pembahasannya sekedar menyentuh permukaan, sehingga pembaca kurang mendapat manfaat.

Membuat saya berpikir, sudah dibantu ChatGPT harusnya tulisan jadi lebih bagus. Kenapa kok malah jelek? Dari situ saya mulai mencari cara menulis artikel yang lebih baik menggunakan ChatGPT.

Garbage In, Garbage Out

Kalau kamu memberi ChatGPT sampah, dia akan menghasilkan sampah juga. Kualitas output dari ChatGPT bergantung pada kualitas input-nya. Misalnya, kalau kamu memberi prompt yang jelek, maka hasil artikelnya biasanya akan jelek juga.

Jadi ChatGPT perlu diedukasi, diberikan prompt yang baik agar menghasilkan artikel yang lebih baik juga. Tidak hanya itu, prompt yang baik saja tidak cukup, diperlukan strategi tertentu untuk hasil yang maksimal. Tanpa diarahkan dengan baik, ChatGPT akan mengalami kesulitan memproduksi artikel yang cukup bagus.

Salah satu cara saya menulis artikel blog dengan bantuan ChatGPT adalah:

  1. Riset keyword-nya. Karena saya biasanya menulis dengan tujuan mendapatkan trafik.
  2. Riset bahan tulisan. Riset secara manual saya gabungkan dengan riset menggunakan bantuan ChatGPT. Untuk membaca dan merangkum poin-poin penting dari artikel dan PDF, ChatGPT sangat membantu menghemat waktu.
  3. Membuat kerangka tulisan. Kalau bahan tulisannya sedikir saya minta ChatGPT membuat kerangkanya, nanti hasilnya tinggal saya edit. Kalau bahan tulisannya banyak kerangka saya buat sendiri.
  4. Sesuaikan ChatGPT dengan gaya blog. Saya ajari ChatGPT agar bisa menulis menurut gaya penulisan blog saya termasuk tone of voice, audiensnya siapa, dsb. Harapannya minimal gaya penulisannya mendekati gaya penulisan saya, sehingga tidak terlalu banyak diperlukan pengeditan.
  5. Saya minta ChatGPT menulis artikelnya berdasarkan kerangka tulisan. Bisa langsung disuruh menulis satu artikel, atau disuruh menulis per bagian. Untuk intro artikel saya buat sendiri karena buatan ChatGPT biasanya jelek.
  6. Cek dan edit artikelnya. Edit agar penulisannya lebih bagus, sekaligus cek apakah isi artikel ada yang ngawur atau tidak. Di tahap ini saya juga bisa menambahkan sedikit informasi yang diperlukan.
  7. Terapkan on page SEO sebisa mungkin tanpa mengganggu kualitas artikel. Lalu publish dan request indeks ke Google Search Console.

Ini contoh artikel yang saya tulis dengan metode di atas: Bahan Voal.

Miliki Kemampuan Menulis

Bagi saya ini sangat penting. Kamu sendiri harus memiliki kemampuan menulis yang baik. Terbiasa menulis artikel berkualitas.

Sehingga saat menggunakan ChatGPT kamu bisa tahu apakah artikel yang dihasilkan kualitasnya sudah bagus atau belum. Kamu bisa tahu apa saja yang harus diperbaiki, dan bagaimana cara memperbaikinya karena kamu terbiasa mengedit tulisan.

Orang yang terbiasa menulis artikel berkualitas, saya yakin juga terbiasa melakukan riset yang cukup mendalam untuk mendapatkan bahan tulisan yang bagus. Kemampuan riset, mengedit, dan menulis yang baik akan sangat mendukung penggunaan ChatGPT untuk menulis.

Mungkin seperti memasak, ya. Kalau kamu punya skill memasak yang bagus, tahu kapan api harus besar kapan harus kecil. Maka beralih dari memasak menggunakan kompor berbahan bakar kayu ke kompor gas, kamu tetap bisa menghasilkan masakan yang enak.

Lain halnya kalau kamu tidak bisa memasak. Mau pakai kompor apapun, bahkan kompor berbahan bakar nuklir sekalipun, hasil masakannya ya tetap gitu-gitu aja.

Niatkan Menulis Artikel Berkualitas

Dulu saya ragu menggunakan ChatGPT untuk menulis artikel. Khawatir tidak etis, tulisan saya tidak murni, dan semacamnya.

Pikiran itu berubah terutama ketika saya mengetahui cara bahwa ternyata bisa menghasilkan artikel berkualitas dengan ChatGPT. Apakah itu menulis sendiri, atau dibantu ChatGPT, bagi saya tidak masalah selama yang dihasilkan adalah artikel berkualitas.

Jadi, niatkan menulis artikel berkualitas. Dan disiplin seterusnya sampai artikelnya jadi. Biar hasil tulisannya juga jadi bagus.

Bagi saya artikel berkualitas adalah yang isinya akurat, enak dibaca, mudah dipahami pembaca, isinya bermanfaat sebesar mungkin bagi pembaca. Bagimu mungkin ukuran kualitas artikel berbeda dengan ukuran saya, tidak masalah.

Menurut saya artikel berkualitas itu penting, karena:

  • Membuat pembaca terbantu.
  • Bisa membuat orang menjadi pembaca setia blogmu.
  • Memenuhi search intent pembaca, hal yang penting dalam SEO.
  • Membuat blog memiliki reputasi yang baik, berguna salah satunya untuk mendapatkan job dari brand.
  • Agar blog tahan banting di search engine Google, mengingat update algoritma Google cukup banyak yang menekankan pada kualitas.

Keempat tips di atas yang saya pegang ketika menulis artikel dengan ChatGPT untuk blog-blog saya. Kamu bisa mengikutinya atau mengadaptasinya sesuai kebutuhanmu.

Sumber gambar: DALL.E

4 Comments

  1. Makasih sharingnya, belum kebayang sih gimana nulis menggunakan ChatGPT sbg alat bantu karena blm pernah. Mgkn harus coba dipraktekkan trial and error ya biar lebih mengerti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *