Perbedaan Freelance dan Full Time (Karyawan), Cukup Kompleks

Apapun jasa yang kamu tawarkan entah itu penulisan artikel, SEO, copywriting, desain grafis, web design, penerjemahan, editor, programming, dll sesungguhnya inti dari freelancing itu sama saja. Klien menyewa dan membayar jasamu, kamu bekerja untuk mereka.

Saya, dan mungkin banyak orang lainnya, dulu merasa siap dan memutuskan untuk freelance karena mempunyai skill tertentu yang bisa dijual. Freelance saya yang pertama adalah jasa web design berbasis Joomla!.

Memang skill saja sudah bisa jadi modal untuk menjadi freelancer. Namun tidak lengkap, itu hanya separuh bagian. Separuh lainnya adalah harus mau dan mampu menjalankan bisnis.

Menjadi freelancer berarti kamu mau tak mau harus menjalankan bisnismu sendiri meskipun dalam skala kecil. Memahami hal ini insya Allah akan lebih memudahkanmu untuk menjadi freelancer yang sukses.

Untuk lebih jelasnya mari kita bandingkan freelance dengan bekerja kantoran.

Freelancing berbeda dengan bekerja kantoran. Ketika kamu jadi pegawai atau karyawan, perusahaan tempatmu bekerja memberikan struktur pekerjaan. Seperti menyediakan klien, mengelola finansial, menyediakan komputer, menyediakan internet, membagi penugasan, menyediakan tempat bekerja, menagih pembayaran ke klien, menentukan jam kerja, menyediakan gaji tetap, dan sebagainya.

Ketika kamu jadi freelancer semua struktur itu harus kamu sediakan sendiri. Inilah area dimana freelancer banyak yang mengalami kesulitan, termasuk saya dulu. Mencari klien, menagih pembayaran, meeting, negosiasi, internet, kopi, teh, makan, laptop, tempat kerja, dll semua harus kamu sediakan dan kerjakan sendiri. Termasuk mengatur jam kerja, lama kerja, mencari gaji atau penghasilan, semua juga harus kamu lakukan sendiri.

Jadi perbedaan freelance dan full time karyawan bukan sekedar yang satu harus cari uang sendiri dan yang satu dapat gaji tetap. Lebih kompleks dari itu.

Meskipun kamu memiliki skill yang bagus di bidangmu tapi kalau skill-mu mengelola struktur kerja (bisnis) jelek, kamu akan kesulitan. Kamu mungkin sangat jago copywriting, jago membuat logo, atau jago web design, tapi kalau lemah negosiasi dengan klien, bingung bagaimana caranya mengurusi pembayaran, dan lain-lainnya, kamu akan kesulitan.

Menjadi freelancer itu tidak sekedar mengerjakan pekerjaan yang kamu suka. Hobi jadi uang, atau apalah istilah lainnya. Tapi juga tentang agar bisnis freelancing-mu bisa bertahan dan profit. Dan keduanya adalah hal yang berbeda.

Kamu harus menguasai skill terkait jasa yang kamu jual, sekaligus skill berbisnis freelance. Wajib.

Sadari bahwa menjadi freelancer artinya kamu berbisnis sendiri dalam skala kecil. Jadi kalau ingin lebih mudah sukses menjadi freelancer, perlakukanlah pekerjaan freelance-mu sebagai sebuah bisnis.

Image by Gerd Altmann from Pixabay

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *